Menteri LH Sebut Populasi Pesut Makaham Menurun Akibat Krisis Ekologi | IVoox Indonesia

July 5, 2025

Menteri LH Sebut Populasi Pesut Makaham Menurun Akibat Krisis Ekologi

Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq (kedua kiri) ketika meninjau kondisi Sungai Mahakam
Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq (kedua kiri) ketika meninjau kondisi Sungai Mahakam dan populasi pesut Mahakam di Desa Pela di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Kamis (3/7/2025) ANTARA/HO-KLH

IVOOX.id – Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan peringatan terkait krisis ekologi yang tengah dihadapi Sungai Mahakam, ditandai dengan penurunan populasi pesut Mahakam (Orcaella brevirostris). 

Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq mengingatkan bahwa populasi Pesut Mahakam, mamalia air tawar endemik Indonesia yang masuk dalam satwa terancam punah, kini tinggal sekitar 62 ekor saja.

"Angka ini bukan sekadar data statistik. Ini merupakan indikator kuat degradasi ekosistem yang memerlukan perhatian dan tindakan segera," kata Menteri Hanif, dikutip dari Antara, Jumat (4/7/2025).

Dia mengingatkan bahwa ancaman terhadap pesut Mahakam adalah cerminan dari tekanan sistemik terhadap ekosistem sungai. Penurunan populasi pesut menunjukkan bahwa keberlanjutan Sungai Mahakam sebagai sumber kehidupan bagi ribuan spesies dan masyarakat lokal kini berada dalam titik genting. 

Hal itu disampaikannya setelah melakukan peninjauan langsung ke kawasan Danau Mahakam, habitat utama pesut yang kian terfragmentasi, di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada Kamis (3/7/2025).

"Pelestarian Pesut Mahakam melampaui kepentingan satu spesies; ini adalah upaya vital untuk menjaga keseimbangan ekologis Sungai Mahakam yang menopang kehidupan ribuan spesies dan masyarakat lokal," ujarnya.

Konservasi Pesut Mahakam menjadi bagian dari agenda prioritas nasional KLH/BPLH dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia. Untuk itu penting melakukan pendekatan kolaboratif dan lintas sektor yang menyatukan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, akademisi, masyarakat adat, dan LSM dalam kerangka kerja yang sinergis dan berbasis aksi nyata.

Pesut Mahakam sendiri merupakan sub-populasi langka dari lumba-lumba Irrawaddy yang hanya hidup di Sungai Mahakam. Dengan tubuh abu-abu tanpa moncong dan perilaku sosial kompleks, spesies ini menjadi simbol kekayaan hayati dan identitas budaya masyarakat lokal Kalimantan Timur.

Namun, pesut kini berada di ambang kepunahan akibat kombinasi pencemaran limbah tambang dan domestik, tabrakan kapal tongkang, serta praktik perikanan ilegal seperti penggunaan setrum dan bom ikan.

"Konservasi tidak dapat dilakukan secara parsial. Diperlukan sinergi dari hulu ke hilir, dari perumusan kebijakan hingga aksi nyata di lapangan. Partisipasi aktif masyarakat, khususnya generasi muda, sangat krusial dalam menemukan solusi yang berkelanjutan," demikian Hanif Faisol Nurofiq.

0 comments

    Leave a Reply