Sri Mulyani Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun per Maret 2025 | IVoox Indonesia

April 25, 2025

Sri Mulyani Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun per Maret 2025

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Taklimat Media di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) di Jakarta, Selasa (15/4/2025). (ANTARA/HO-Sean Filo Muhamad)

IVOOX.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah telah melakukan penarikan utang baru senilai Rp 250 triliun hingga Maret 2025. Jumlah tersebut yakni 40,6 persen dari target penarikan utang tahun ini sebesar Rp 775,9 triliun.

"Realisasi pembiayaan tetap sesuai yang direncanakan atau on track yaitu mencapai Rp 250 triliun atau 40,6 persen dari target APBN 2025 yang sebesar Rp 775,9 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara virtual, Kamis (24/4/2025).

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan melakukan penarikan utang baru secara hati-hati dengan memperhatikan outlook dari defisit APBN, serta ketersediaan likuiditas pemerintah dan mencermati dinamika pasar keuangan.

"Tentu mencermati dinamika pasar keuangan dan termasuk pasar obligasi, serta menjaga keseimbangan antara tingkat biaya dan risiko utang. Pemerintah akan terus mengoptimalkan peranan instrumen APBN sebagai shock absorber dan sekaligus mengakselerasi pencapaian target pembangunan melalui berbagai kebijakan," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, defisit APBN dinilai masih terkendali dalam batas aman sebesar Rp104,2 triliun, keseimbangan primer positif Rp17,5 triliun, serta posisi kas surplus Rp145,8 triliun (SILPA).

"Penerimaan perpajakan mencapai Rp400,1 triliun (16,1 persen dari target APBN), terjadi pembalikan tren menjadi positif khususnya penerimaan pajak yang meningkat signifikan di bulan Maret 2025 sebesar Rp134,8 triliun," ujarnya.

Indonesia kata dia diperkirakan dapat mengendalikan dampak negatif ketidakpastian global dan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan, serta memelihara momentum pertumbuhan ekonomi.

0 comments

    Leave a Reply